Friday 16 May 2014

  • Udep Saree Matee Sjahid

    Gedung Juang
    "Udep saree matee sjahid, sikrek gaphan saboh keureunda” (hidup damai atau mati syahid, secarik kain kafan satu keranda).
    Walaupun sekarang kita hanya bisa melihat itu semboyan hanya sebagai kiasan dipintu masuk gedung juang kota Banda Aceh bukan berarti itu tak bermakna. Semangat yang terkandung dalam semboyan itu adalah berani berperang demi kehormatan bangsa dan agama. Semboyan diatas lah yang selalu memberikan kekuatan lahir dan batin pejuang dan prajurit aceh masalalu.
    Jika mengingat hal tersebut ak uingat dulu waktu masih kecil men, berhubung aku orang medan setiap lebaran sering pulang kampung naik L-300. Seiring aku bolak-balek tiap tahun, mobil yang aku tumpangi selalu berhenti disebuah makam men, aku bingung kan jadi aku tanya aja sama itu supir. Ternyata eh ternyata itu sebuah makam tengku men, aku tapi gak tau itu makamnya tengku apa. Jadi aku cuma beranggapan kalau itu makam orang mulia.
    Cerita punya cerita setelah aku udah mulai mempelajari sejarah aceh walaupun masih dangkal, akhirnya aku tau itu makam kepunyaan siapa.
    Kejadian heroik itu terjadi di daerah Tambue kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen sekarang. Tepatnya pada tahun 1902, saat itu 8 orang tengku bersenjata kelewang menghadang pasukan marsose yang berjumlah 24 orang bersenjata lengkap. Peperangan sengit pun terjadi, dan entah bagaimana ke 8 tengku tersebut berhasil membunuh 24 pasukan marsose tanpa lecet sedikitpun. Setelah mengumpulkan senjata api milik marsose itu, namun tiba-tiba pasukan marsose dalam jumlah yang lebih besar datang dari daerah timur (jeunib) menembaki mereka hingga syahid. Akibat kekesalan marsose melihat teman mereka mati dibunuh, mereka mecincang dan memotong-motong tubuh ke 8 tengku dan dikuburkan dalam satu liang.
    ke 8 tengku itu disebut sebagai "Teungku Syahid Dilapan Aceh".
    berikut nama ke 8 tengku tersebut :
    1. Tgk. Pahlawan Prang Rayeuk Djurong Binjei.
    2. Tgk. Muda Lem Mamplam.
    3. Tgk. Nyak Bale Ishak Blang Mane.
    4. Tgk. Meureudue Tambeu,
    5. Tgk. Bale Tambeu.
    6. Tgk Apa Sjech Laot Jok Mamplam.
    7. Tgk Muhammad Sabi Blang Mane.
    8. Tgk Nyak Ben Matang Salem Blang Teumuleh.

    Begitu besar perjuangan bangsa aceh melawan bentuk penjajahan pada saat itu, bukan hanya gerakan yang dipimpin langsung oleh sultan saja yang turut membela bangsa namun pihak ulama juga mengambil andil dalam hal tersebut. Udep saree matee sjahid lah yang membuat para pejuang dan prajurit aceh berani mempertaruhkan nyawa untuk melawan semua bentuk penindasan dan penjajahan.
    Mari kita ambil semangat para syuhada dan lanjutkan perjuangan mereka untuk tetap menjaga kita dari bentuk pendangkalan akidah yang terjadi di bumoe seuramoe mekkah kita ini.

    wassalam...
  • 0 comments:

    Post a Comment

    Copyright @ 2013 life in Aceh.